Sejumlah pekerja tengah membuat kopiah di rumah produksi milik Uus, warga Kampung Barileuk, Desa Cintakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut. (Foto: Fani Ferdiansyah/Koran SINDO)
Bulan Ramadan adalah bulan penuh berkah. Seorang pembuat kopiah di Kabupaten Garut, Jawa Barat, dapat meraup untung puluhan juta rupiah per minggu di bulan suci Ramadan.Dia adalah Uus (34), warga Kampung Barileuk, Desa Cintakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut. Begitu mendekati bulan Ramadan, omzet penjualan Uus terus meroket hingga 80 persen bila dibandingkan dengan hari biasanya. "Setiap menjelang Ramadan, omzet naik sekitar 30 persen. Sementara saat bulan Ramadan, omzet naik menjadi 80 persen. Permintaannya memang sangat tinggi," kata Uus Selasa (1/7/2014).
Uus sendiri telah menekuni bisnis peninggalan orangtuanya ini selama 10 tahun. Sejak saat itu, ia melakukan modifikasi pada berbagai jenis kopiah yang diciptakannya. "Karena permintaan pasar, saya berusaha mengembangkan berbagai varian kopiah. Selama ini, saya sudah mengembangkan 10 varian kopiah," ujarnya.
Beberapa varian kopiah ini adalah Kopiah An-Nur sablon, An-Nur rajutan, oval sablon, oval rajutan, hingga Zamzam atau lebih dikenal dengan Kopiah Si Madun. Harga per kodi berbagai jenis varian kopiah ini berbeda-beda tergantung pada jenisnya.
"Untuk kopiah jenis An-Nur sablon harganya Rp60.000 per kodi, An-Nur rajutan harganya Rp25.000 per kodi, kopiah oval sablon Rp70.000 per kodi, oval rajut Rp75.000 per kodi, sementara Zamzam atau Si Madun Rp80.000 per kodi," sebutnya.
Dalam satu hari, usahanya ini mampu memproduksi kopiah hingga sebanyak 450 kodi. Tidak hanya di Kabupaten Garut, pemasaran berbagai jenis kopiah buatan Uus ini merambah sejumlah wilayah di Jawa Barat, Jakarta, Surabaya, Jambi, Padang, hingga Makassar.
(zik)
View the original article here
0 comments:
Post a Comment