Pemprov DKI Jakarta klaim musim hujan di Ibu Kota kali ini tidak akan menyebabkan banjir sedahsyat awal tahun ini. Kendati demikian, sejumlah daerah tetap akan tergenang.
Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah mengatakan, berdasarkan hasil koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, pihaknya memastikan musim hujan 2014-2015 tidak perlu dinaikkan menjadi siaga satu.
Selain curah hujan yang tidak terlalu ekstrem, Pemprov DKI Jakarta sudah melakukan sejumlah pengendalian, seperti normalisasi kali dan penambahan pintu air Manggarai dan Karet. “Sampai 2015 kami pastikan banjir di Jakarta masih aman,” kata Saefullah di Balai Kota kemarin. Meski demikian, Saefullah tetap mengkhawatirkan aliran air dari hulu atau Bendung Katulampa, Bogor akan tinggi dan banjir air laut pasang (rob ) datang bersamaan sehingga banjir tidak bisa ditanggulangi dengan baik.
Untuk itu, pihaknya tetap menyiapkan segalanya, mulai kesiapan para satuan kerja perangkat daerah (SKPD) hingga koordinasi dengan TNI. “Sesuai dengan Instruksi Gubernur (Ingub) No 153/2014 tentang antisipasi bencana banjir dan angin puting beliung, kami siap,” ujarnya.
Untuk sejumlah daerah cekungan seperti Petamburan, Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta Pusat; Mampang dan Tebet, Jakarta Selatan akan tetap tergenang. Terlebih saat puncak musim hujan, yang diperkirakan datang Januari. “Solusi untuk genangan itu memperbanyak tali-tali air dan pintu air serta pompa diperbanyak,” ungkapnya. Kepala BPBD DKI Jakarta Bambang Musyawardana memastikan musim hujan 2014- 2015 aman.
Namun untuk wilayah di bantaran kali, pihaknya belum bisa memastikan, apalagi normalisasi kali dan pembuatan waduk belum sepenuhnya selesai. “Wilayah bantaran Kali Ciliwung, seperti Balekambang, Cililitan, Cawang, Rawajati, Pangadegan, Bukit Duri, Kebon Kosong, Bidara Cina, dan Kampung Pulo masih akan banjir,” ujarnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta Agus Priyono mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi terkait pengendalian banjir, seperti perbaikan pompa penyedot air. Dari 141 pompa penyedot air yang rusak, kini tinggal 14 unit yang masih dalam perbaikan. “Kami sudah lapor ke gubernur,” ujarnya.
Sekretaris Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta Tandanan Daulay mengatakan, proyek pengendalian banjir tidak berjalan dengan baik. Misalnya dalam pembuatan sodetan Kali Ciliwung yang telah dikerjakan sejak 19 Desember 2013. Saat itu, Joko Widodo selaku gubernur menargetkan pengerjaan sodetan rampung dalam waktu 12 bulan.
Nyatanya hingga kini pengerjaan baru sekitar 5-10%. Alasannya, pembebasan lahan tidak berjalan normal. “Kalau Jokowi saat itu melakukan pendekatan dengan masyarakat, kemungkinan masyarakat akan menerimanya. Toh, itu kan buat masyarakat juga,” ungkapnya.
Kebon Raya Ditutup
Di bagian lain, 18 pohon di Kebun Raya Bogor (KRB) bertumbangan akibat ditiup angin kencang yang terjadi sejak Minggu (30/1) hingga kemarin. Beruntung tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut karena pepohonan itu tumbang pada malam hari.
Untuk mengantisipasi timbulnya korban jiwa, pengelola KRB menutup sementara tempat wisata hutan tengah kota itu. KRB setiap hari dikunjungi 100-1.500 orang pada hari kerja dan meningkat 4.000 pengunjung saat akhir pekan. “Pohon yang tumbang itu terdiri dari 14 pohon koleksi yang sudah berusia lebih dari 50 tahun dan 4 pohon nonkoleksi,” kata Kepala KRB Didik Widyatmoko.
Dia menuturkan, angin kencang memang sudah terasa sejak dua hari terakhir, paling kencang terasa pada malam hari. Umumnya pepohonan yang sudah berusia tua itu ukurannya 30 cm dengan jenis kenari, angsana, amherstia, dan beberapa pohon nonkoleksi seperti bambu. Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dramaga, Bogor Dedi Sucahyono meminta masyarakat waspada dalam beberapa hari ke depan karena angin kencang di wilayah Bogor.
“Kecepatan anginnya masih di bawah normal (5- 10 km/jam). Namun yang perlu diwaspadai adalah angin kencang dengan rata-rata 20-30 km/jam dalam beberapa hari ke depan,” ungkapnya. Dibagianlain, enamdesadan kelurahan di Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi mulai waspada banjir. Enam wilayah yang rawan bencana itu yakni Kelurahan Bahagia, Kelurahan Kebalen, Desa Muarabakti, Buni Bakti, Pantai Hurip, dan Hurip Jaya.
Di wilayah tersebut kerap dilanda bencana banjir dan puting beliung setiap tahun. Banjir di enam wilayah tersebut akibat luapan Kali Canal Bekasi Laut (CBL) dan air laut pasang (rob ). “Hampir seluruh wilayah terdapat banjir saat musim hujan tiba dan kondisi ini terjadi setiap tahun,” ujar Camat Babelan Suhup.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi Sahat Banjar Nahor mengatakan, pihaknya sudah membangun gudang logistik untuk mengantisipasi banjir di Babelan.
Bima setiyadi/Haryudi/ Abdullah m surjaya
View the original article here
0 comments:
Post a Comment