Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari pertama pekan ini diprediksi memiliki peluang naik, meski peluang untuk berbalik arah melemah masih terbuka terimbas terkoreksinya rupiah.
Kepala Riset PT Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, separating lines di bawah upper bollinger band (MBB). MACD masih naik tipis dengan histogram positif yang mendatar. RSI, Stochastic, dan William’s %R mulai berkurang kenaikannya.
Dia memprediksi, IHSG pada perdagangan hari ini akan berada pada rentang support 5.059-5.065 dan resisten 5.085-5.110.
Laju IHSG pada akhir perdagangan kemarin gagal mendekati target resisten 5.110-5.116 dan sempat di bawah target support 5.065-5.086 meski mampu kembali ke level support tersebut. Dari pola IHSG, terlihat mulai adanya penurunan seiring sentimen negatif dari regional.
"Akan tetapi, dengan masih positifnya laju bursa saham AS diharapkan dapat memberikan sentimen positif bagi IHSG meski juga terdapat peluang pelemahan lanjutan seiring masih merahnya laju
rupiah," kata dia, Senin (27/10/2014).
Pasca menyentuh level tertingginya di 5.100-an, laju IHSG mulai kembali terkoreksi seiring aksi jual yang terjadi. Pelaku pasar memanfaatkan penguatan sehari sebelumnya untuk melakukan aksi ambil untung.
Apalagi dari laju bursa saham Asia, yang dimotori bursa saham China dan sekitar terlihat melemah, sehingga turut mempengaruhi laju IHSG. Tampaknya pelaku pasar masih menantikan nama-nama kabinet dan berharap sangat-sangat positif terhadap formasi kabinet.
Apalagi, dia menambahkan, terlihat Joko Widodo-Jusuf Kalla sangat hati-hati dalam memilih para menterinya, terutama dengan bantuan KPK untuk menyaring nama-nama yang benar memiliki rekam jejak bersih dan profesional.
"Akan tetapi, bagi penilaian kami, alangkah bijaksananya jika para pelaku pasar memberikan kesempatan kepada JKJK dalam menentukan para kandidat menterinya dan tidak terlalu bersikap wait & see terhadap rilis tersebut," ujar dia.
Menurut dia, pelaku pasar pun akan terbuang waktunya jika hanya bersikap wait & see terhadap rilis tersebut dan sementara waktu tersebut dapat dimanfaatkan untuk melakukan trading pada saham-saham maupun obligasi yang masih memiliki potensi kenaikan dalam jangka pendek.
Laju rupiah yang masih melemah dan asing kembali tercatat nett sell, dari posisi nett sell Rp5,69 miliar menjadi nett sell Rp351,93 miliar mengurangi kesempatan IHSG untuk melanjutkan kenaikannya.
View the original article here
0 comments:
Post a Comment